KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada penulis sehingga makalah berjudul Pemanasan Global Dalam proses
penulisan, banyak pihak yang ikut membantu penulis baik berupa kritik maupun saran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna nantinya baik untuk penulis
sendiri maupun untuk kawan-kawan sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini tidak hanya berhenti pada satu
titik tapi harus terus berlanjut yang akan berguna bagi orang lain, sebagaimana
penulis mendapat pelajaran berharga selama mengerjakannya. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Banda Aceh , Desember 2014
Penulis
Makalah
MAKALAAH
PEMANASAN
GLOBAL
DISUSUN
OLEH
SUDIWATI/271324695
PROGRAM
STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
TARBIAYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNUVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA
ACEH
2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................ 1
BAB
II: PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemanasan Global....................................................................... 2
B. Penyebab
Pemanasan global......................................................................... 2
1. Efek
Rumah kaca.................................................................................... 2
2. Variasi
matahari...................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan
global merupakan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Seperti, peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh
efek gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas
manusia.
Karena
adanya pemanasan global suhu di planet bumi menjadi semakin panas, makin banyaknya bencan alam dan berbagai
fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali.
B. Rumusan Masalah
Didalam isi
karya tulis yang kami susun ini telah kami ambil beberapa masalah, yaitu kami
ingin mengatahui dampak pemanasan global secara mendasar. Masalah tersebut kami
rangkum dalam beberapa hal, yaitu :
A. apa yang dimaksud pemanasan
global?
B. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
C. Apa dampak dari pemanasan global terhadap alam?
D. pa dampak dari pemanasan global pada bidang sosial dan politik?
E. Bagaimana cara pengendalian pemanasan global?
C.
Tujuan
Tujuan saya membuat karya tulis ini bukan hanya untuk memenuhi salah satu
tugas Mata kuliyah ilmu alamiah dasr tetapi masih banyak tujuan lain dari
pembuatan karya tulis ini, diantaranya :
·
Dapat menambah wawasan yang lebih
luas tentang pemanasan global.
·
Agar kami dan para pembaca
pada umumnya dapat mengenal lebih dalam tentang keadaan alam tempat hidupnya.
·
Agar menjadi motivasi bagi kami dan para
pembaca untuk menjaga dan menumbuhkan rasa cintanya terhadap alam semesta ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan
global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan
daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 +
0,180C (1,33 + 0,320F) selama ratusan terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20.
Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional
dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan
suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F)
antara tahun 2020 dan 2140.
Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan
dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan
besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkitakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti
naiknyapermukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akiabat-akibat pemanasan global yang
laina adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya
berbagai jenis hewan.
B.
Penyebab Pemanasan Global
Segala
sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari, sebagaian besar
berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi,
ia akan berubah dari cahaya menjadi panas. Permukaan
bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali. Sisanya sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah, gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir akibat menumpuknya gas-gas
rumah kaca, antara lain: uap air, karbondioksida, sulfurdioksida, dan metana
yang menajadi perangkap gelombang radiasi ini. Jika keadaan ini terjadi terus
menerus akan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan terus meningkat.
Dengan
semakin meningkatkanya akonsentrasi gas-gas ini di atmosfir, semakian banyak
panas yang terperangkap di bawahnya. Bumi sebenarnya telah lebih panas 330C
(590F) dari suhu semulanya. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi
hanya -180C hingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan
tetapi sebaiknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir, akan
mengakibatkan pemanasan global.
Umpan balik
dihasilkannya pada saat penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya
gas-gas rumah kaca, seperti CO2. Pemanasan pada walnya akan
menyebabkan lebih banyaknya uap air yang menguap ke atmosfir. Karena uapm air
sendiri merupakan gas rumah kaca. Pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah air di udara sampai tercapainya siuatu kesetimbangan konsentrasi uap
air. Umpan balik meningkatkan kandungan air di udara namunkelembaban relatif di
udara hampir konstan atau agak menurun, karena udara menjadi menghangat. Umpan
bhalik hanya berdampak secara perlahan dari bawah, awan akan memantulkan
kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek
pemanasan. Sebaliknya jika dilihat dari atas awan tersebut akan memantulkan
sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendingin.
2.
Variasi
Matahari
Variasi yang
dihasilkan dari matahari dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan. Variasi matahari akan memanaskan stratosfer. Fenomena variasi matahari
dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi, mungkintelah memberikan efek
pemanasan di masa pra industri hingga tahun 1950.
Menurut
perkiraan Duke University bahwa matahari mungkin telah
berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata selama periode
1900-2000 dan sebar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
Menurut
beberapa peneliti, bahwa variasi matahari hanya membawa pengaruh kecil terhadap
pemanasan global, yaitu sekitar 0,07%.
C.
Dampak
Terhadap Alam
1.
Iklim Mulai
Tidak Stabil
Selama
pemanasan global, daerah bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas
lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim
tnam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cendrung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak
air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan.
Badai akan menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang
akan dapat mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin
akan bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2.
Peningkatan
Permukan Laut
Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut
diseluruh dunia telah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan
ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad
ke 21. Perubahan tinggi laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai dan dapat menenggewlamkan beberapa negara.
3.
Suhu Global
Cendrung Meningkat
Bagian
selatan kanada, sebagai contoh mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4.
Gangguan
Ekologi
Hewan
tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini,
karena sebagaian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan
global, henwan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin
akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
D.
Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan
cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit yang dengan bencana
alam (banjir, badai, dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya
bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian, dimana sering muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi
mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit dan lain-lain.
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air. Seperti
meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka munculah spesies
vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih
resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut.
Selain itu
bisa diprediksi bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan
ekosistem. Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada
sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases.
Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak
terkontrol, akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan,
seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
E.
Pengendalian
Pemanasan Global
Pengendalian
dilakukan dengan cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.
Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:
1.
Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.
2.
Pemerintah dapat membantu populasi
di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Adapun dua
cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca:
1.
Mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
2.
Mengurangi produksi gas
rumah kaca.
Ø
Cara
Menghilangkan Karbon
Cara yang
paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara pepohonan
dan menanam pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.
Gas karbon
dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikan gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar dari
perut bumi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi.
Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat
aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak
negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi,
berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis
hewan dan munculnya berbagai penyakit.
Pemanasan
global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan
sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan
karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih
banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.
DAFT
AR PUSTAKA
1.
Darumaya 2011,
pemodelan genangan banjir rob untuk menaksir kerugian petani tambak kecamatan
sayung, kabupaten demak, jawa tengah, skripsi. Fakultas geografi, universitas
gadjah mada. Yogyakarta.
2.
Freddy.N. 2007.
Perubahan iklim ,implikasinya terhadap kehidupan di laut, pesisir,dan
pulau-pulau kecil . Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
3.
Jereon.A. David,
CM.,Malcolm JB.,Piet D., Marfai MA.,2009. Connecting Delta Cities. Coastall
Cities, Flood Risk Management and Adaptation To Climate Change. VU University
press. Amsterdam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar